Situasi yang membuatku tak bisa menolak untuk pergi ke bioskop hanya untuk menonton film Upin Ipin the moivie, yang biasanya tayang di televisi secara berseri. Memang selama ini aku beberapa kali juga menonton film upin ipin di televisi sebagai hiburan. Bahasa Malaysia yang ditampilkan oleh film Upin dan Ipin ini juga menjadi salah satu yang menarik hatiku untuk menontonnya di televisi. Sesuatu yang berbeda memang akan jadi menarik. Beberapa kali aku tonton, tak jarang juga aku harus tertawa menyaksikan cerita konyol dan lucu versi anak kecil ini, sampai-sampai semua teman si Upin dan Ipin juga hampir aku ingat namanya (Mail, Ihsan, Jarjit, Meymey,Fizi, Susanti, dan.....Dzul kalau tidak salah)

Budak-budak Malaysia zaman now ini kini mulai menggebrak layar lebar, bioskop-bioskop XXI, dan aku sempat berfikir, ni kurang kerjaan, ngabis-ngabisin duit aja buat film Ipin-Upin ke bioskop. Maka dengan fikiran positifku aku pergi menemani Safa dan Amar ke bioskop untuk menontonnya. aku berfikir bahwa aku pasti masih bisa menikmati film ini, karena ketika di televisi aja aku masih bisa menikmatinya. Begitu lampu bioskop dimatikan dan suara menggelegar muncul diiringi visualisasi yang keren layaknya film animasi versi Hollywood, menampakkan seorang raja (Raja Indraloka) yang dihajar dan akan dibunuh oleh seorang jahat yang sakti dan ingin menguasai kerajaan Indraloka. Tampilan pertama ini cukup menyentak ketertarikanku dan sedikit menegakkan mataku. Ditambah lagi dengan logat Melayu Malaysia yang menambah ciri khas film animasi itu...wow, keren juga fikirku.
Sekejap wajah Upin dan Ipin muncul, ada rasa seperti kembali pada film aslinya. Bersama teman-temannya Upin dan Ipin memasuki gudang penyimpanan atok, dan mereka menemukan sebuah keris di dalam peti yang disimpan atok, keris itulah yang dinamakan Keris Siamang Tunggal dan disitulah dimulainya cerita petualangan Upin dan Ipin. Keris itulah yang membawa mereka ke sebuah dunia yang berbeda dimana hidup raja durjana (raja Besiong) yang ingin menguasai kerajaan Indraloka. Kisah pertemuan Upin Ipin dan teman-temannya dengan sang Pangeran (anak dari raja Indraloka)memberikan warna tersendiri dalam film itu. Tampilan hutan-hutan nan indah juga digambarkan dalam animasi yang keren itu.

Kisah sedih juga terpampang jelas dalam cerita ini ketika Upin dan Ipin harus terpisah karena gejolak yang terjadi dalam perjalanan mereka. Ipin dengan beberapa temannya sedang berada di sebuah kapal karena ada sebuah perayaan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang mendiami sebuah pulau, dan pada perayaan itu pulalah tertampilkan sebuah hiburan / nyanyian oleh seorang pria yang merupakan panglima kerajaan Indraloka. Ia bernyanyi dengan nyanyian ala Malaysia, dengan gerakan tarian yang sedap dilihat.Tidak ketinggalan juga bela diri silat juga tertampilkan di sana. Sejenak aku terbayang akan film India yang selalu menampilkan nyanyian dan tarian dalam setiap filmnya. Tapi ini punya warna yang berbeda dan menggugah emosi. Sebuah ekspresi budaya Melayu Malaysia yang tetap mereka junjung tinggi walau dalam sebuah karya yang rilis ke dunia perfilman dunia. Di dalam keceriaan itu, Upin yang tadi terpisah bersama beberapa temannya juga terbawa ke arah pesta itu.....dan akhirnya Upin menemukan Ipin di dalam keramaian itu. Kerinduan yang selama ini terpendam di antara mereka, didramatisir sedemikian rupa, di push untuk menontonkan sebuah luapan kerinduan di antara mereka. Ditambah lagi dengan derai airmata di antara mereka ketika akan berpelukan membuat airmata para penonton juga aku yakin mulai meleleh.
Akhirnya Film animasi itu juga tidak kalah menampilkan pertarungan-pertarungan sengit dengan raja durjana yang akan menguasai Indraloka. Dalam pertempuran itu, aku sedikit membayangkan bahwa teknologi animasi dan 3D mereka sudah maju. Pengerjaannya pasti memakan waktu yang lama, dan hasilnya buatku sangat memuaskan. Pertempuran itu juga digambarkan dengan baik dan tak kalah dengan film-film animasi lain yang pernah kutonton.
Secara umum, film ini cukup memuaskanku sebagai sebuah film anak-anak yang diangkat ke layar lebar. Walaupun menurut analisaku, film ini juga banyak diinspirasi dari beberapa film lain, salah satunya film animasi barat "the crowd". Selain itu film ini juga mampu memadukan beberapa cerita legenda di dalamnya, seperti bawang merah bawang putih, malin kundang kalau di Indonesia, nujum pak belalang, dan beberapa yang aku lupa..
Akhirnya aku hanya ingin mengatakan bahwa film ini juga layak ditonton tidak hanya oleh anak kecil, tapi juga orang dewasa bahkan orang tua, karena:
- menampilkan kecintaan akan tanahnya
- kecintaan akan budayanya
- kecintaan kepada saudaranya
- kebenaran akan menemui kemenangan
- persahabatan sejati
- keberanian membela yang benar
- dan yang mungkin tak tertangkap olehku.
Jika ada waktu dan rezeki, sepertinya boleh juga refreshing bareng Upin dan Ipin...hehe. See u