Prak prok prak prok...Suara sandal jepit yang bergerak cepat dari kaki seorang anak sekolah menuju sebuah kedai ponsel kecil yang menjual paket internet dengan harga yang bervariasi. "yang 2 GB kak" kata Tarjo sambil mengeluarkan uang yang baru saja diberi ibunya untuk membeli paket. Ting....suara pesan masuk ke hape Tarjo memberitahukan bahwa paket 2 GB nya sudah masuk. Wajah Tarjo agak senyum membacanya. Sambil membenarkan gelang karet yang mengikat hapenya yang sudah sangat usang dan casingnya yang sudah tidak bisa menyatu lagi, maka gelang karet lah pahlawan buat hape Tarjo. Tak lagi pulang ke rumah, Tarjo langsung membuka Aplikasi Google Classroom (GC) yang mereka gunakan untuk proses pembelajaran daring mereka, karena waktu untuk mata pelajaran yang pertama sudah tiba, takut kalau-kalau ia terlambat untuk absen terlebih dahulu.

Tarjopun segera absen di sana. Setelah itu ia melihat tugas di GC itu, tapi ia tak menemukan ada tugas di sana. Tarjo agak bingung, lalu ia berfikir barangkali ada perintah lain di wa grup kelas. Segera ia melihat wa grup kelas dan benar saja, guru mapel memberikan sebuah link untuk meeting kelas melalui Google Meet. Tertulis "anak anak sekalian, silahkan join di https//google.meet.com/dst...". Wajah Tarjo agak berubah, seperti kebingungan dan ketakutan. Ia lantas pulang kembali ke rumahnya dan dilihatnya emaknya sedang menyetrika pakaian yang bergunung di sampingnya. Pakaian itu adalah pakaian tetangga yang emaknya setrikakan di rumahnya tetapi mencucinya di rumah yang punya pakaian, demi mendapatkan uang dari hasil cucian dan setrikaan itu, itupun emaknya mendapatkan gaji dari cucian dan sterikaannya itu hanya sebulan sekali, sementara ia harus mencuci setiap hari dari pakaian tetangga yang berbeda beda. Misalnya tetangga yang satu 3 kali semingggu, maka 3 kalinya lagi ibunya mencuci pakaian tetangga yang berbeda pula, dan uang hasil itulah yang disimpan dan dimanfaatkan emaknya Tarjo untuk biaya makan dan sekolah anaknya yang ada 3 orang, dan Tarjo anak paling besar yang duduk di kelas XII SMA, sementara 2 adiknya masih SMP kelas 7 dan SD kelas 4. Ayah Tarjo telah wafat ketika Tarjo masih duduk di bangku SMP, sehingga memaksa ibunya harus menjadi single parent bagi anak anaknya.
Kau sudah daring Jo..tanya emaknya kepadanya. Sudah mak, Tarjo udah absen tadi. Apa gak ada tugas belajarnya? Kami disuruh meeting mak..jawab Tarjo sambil mengangkat pakain bertumpuk yang sudah disetrika emaknya ke tempat yang sudah disetrika, lalu sambil sedikit merapi-rapikan pakaian yang akan disetrika emaknya, membalikkan pakaian yang masih terbalik agar emaknya mudah untuk menyetrikanya. Ya sudah sana belajar dulu, nanti gurumu marah lagi...Tarjo semakin bingung, karena paket internet yang diisinya hanya 2GB, ia takut kalau-kalau ia gunakan untuk ikut meeting paketnya akan segera habis, sementara masih ada 2 mata pelajaran lagi yang harus dia ikuti, belum lagi untuk daring esok harinya. Kenapa kamu diam Jo...celetuk ibunya. Iya mak... Tarjo meninggalkan ibunya dan pergi ke ruang depan sambil berfikir mau ikut meeting atau tidak. Dengan segala pertimbangan, termasuk pertimbangan paket yang ia harus gunakan seminimal mungkin karena ia kasihan kalau kalau dengan cepat ia harus meminta uang kepada emaknya untuk beli paket lagi, maka ia tidak ikut meeting pada mata pelajaran saat itu. Berkelang 10 menit ia kembali ke ibunya dan mengatkan bahwa meetingnya udah selesai. Ya sudah sana bantuin adikmu belajar, ada tugas tu dari sekolahnya, kata emaknya yang sedang berjibaku dengan pakaian yang masih agak bertumpuk. Tarjopun menemui adiknya yang sedang menulis tugas dari sekolahnya,karena adiknya melaksanakan luring pembelajaran dengan mengambil tugas dari sekolah dan dikerjakan di rumah, jadi tidak menggunakan hape / internet.
Waktupun berjalan....tit tit...bunyi suara hape Tarjo kembali berbunyi. Tarjo melihat wa grup kelas dan ada perintah mata pelajaran selanjutnya untuk masuk ke GC kelas mereka. Tarjo segera melihat tugasnya di GC. Setelah mengisi absen Tarjo melihat ada tugas di sana dan Tarjo senang karena belajarnya tidak harus meeting, karena akan menghabiskan paket dengan cepat fikirnya. Tarjo mengambil bukunya dan mulai mengerjakan tugas yang disuruh oleh guru mata pelajarnnya itu. Tidak membutuhkan waktu yang lama Tarjopun selelsai mengerjakan tugasnya di GC. Menanti mapel selanjutnya Tarjo kembali ke belakang untuk melihat apa yang bisa ia lakukan untuk membantu ibunya. Begitulah setiap hari yang dilakukan Tarjo. Hari yang sedih buat Tarjo adalah ketika paket internetnya sudah sangat menipis, karena saat itulah ia harus kebali meminta uang kepada emaknya, sementara ia tau uang emaknya juga sangat diperlukan untuk biaya hidup mereka sehari-hari. Selang beberapa jam kembali hape Tarjo berbunyi dan dilihatnya ada tugas terakhir untuk hari itu dan seperti biasanya Tarjo segera absen dan menyelesaikannya. Tarjo memang anak yang pintar, rajin dan berbakti kepada orang tuanya. Hanya saja ekonomi keluarga mereka yang tidak mampu yang membuat Tarjo terkadang harus tidak mengikuti daring, terutama ketika gurunya sedang meminta untuk Meeting. Emak Tarjo juga tidak mengizinkan Tarjo untuk mencari uang di luar rumah. Emaknya ingin Tarjo fokus saja untuk belajar dan membantu adik adiknya belajar, biar emaknya saja yang banting tulang untuk memenuhi kebutuhan anak anaknya, walau terkadang keletihan sudah merajai diri emaknya, tapi emaknya tak pernah menampakkan itu kepada anak anaknya, takut kalau anaknya jadi gak fokus untuk belajar. Emaknya memang berniat untuk berjuang sepenuh jiwa untuk memenuhi kebutuhan anak anaknya, terutama untuk hal sekolah. Jadi emaknya paling merasa sakit hati dan kecewa jika saja anak anaknya bermasalah untuk urusan sekolah, karena ia telah mempertaruhkan tenaga dan fikirannya untuk anak anaknya itu.
Sorepun menjelang....Matahari sudah mulai memerah dan tersenyum dari balik awan kepada manusia, seolah ingin mengatakan "selamat tinggal dan sampai jumpa esok hari" dan perlahan tenggelam di sudut Barat sambil menarik selimut dari awan awan yang mulai gelap. Tarjo menyuruh adiknya untuk segera mandi dan bersiap untuk melaksanakan Sholat Magrib bersama di rumah, karena mesjid termasuk jauh jaraknya dari rumah mereka tinggal. Emak Tarjo masih di dapur menggoreng sesuatu untuk menyiapkan makan malam anak-anaknya. Tarjo dan adik-adiknya juga tak pernah mempersoalkan menu makanan apa yang dibuat emaknya untuk mereka. Apapun yang disediakan emaknya, Tarjo dan adik-adiknya selalu senang untuk menyantapnya. Itulah satu yang selalu menyenangkan hati emaknya. Emaknya sangat bersukur memiliki anak-anak yang baik dan mengobat hatinya.
Allahuakbar Allaaaahuakbar.....sayup-sayup terdengar suara azan magrib yang dihantarkan angin sampai ke beberapa sudut tempat di daerah tersebut. Tarjo segera mengembangkan sajadah dan bersiap untuk mengimami adik adiknya Sholat Maghrib. Hape yang dipakai Tarjo itu adalah hape milik semua anggota keluarga, maksudnya hape itulah satu satunya yang dipakai keluarga itu untuk berkomunikasi dengan orang lain termasuk untuk kepentingan emaknya jika ada sesuatu yang mendesak harus dikabarkan. Hape itu tidak pernah disimpan Tarjo kalau sudah di rumah, melainkan selalu ia letakkan di atas meja, kalau-kalau ibunya perlu menggunakan hape tersebut. Allaaahu Akbar...Takbir dari Tarjo terdengar memulai sholat dengan adik-adiknya.
Emaknya sudah selesai menggoreng dan akan mengambil air wudhu' untuk sholat maghrib sendiri di kamarnya. Ketika akan menuju ke kamar mandi, emaknya melihat hape Tarjo berbunyi pesan whats up. Biasanya emaknya jarang melihat pesan di hape itu kalau
diberitahu oleh Tarjo. Tetapi entah kenapa saat itu emaknya terdetak hatinya untuk melihat hape itu dan membaca pesan di dalamnya. Di ambil emaknya hape itu dan melihat pesan yang berasal dari wa grup kelasnya Tarjo. Dipencetnya dan Pesan berasal dari Guru Mata pelajaran menyuruh untuk Meeting pagi tadi. Pesan itu berbunyi "Siswa di bawah ini tidak mengikuti meeting pembelajaran pada mata pelajaran saya. Saya akan pertimbangkan nilainya untuk bisa lulus pada mata pelajaran saya". Dituliskanlah beberapa nama, tersebutlah nama Tarjo sebagai salah satu siswa yang tidak ikut meeting pembelajaran tersebut. Sontak emaknya terkejut dan darahnya berdesir kencang, ototnya serasa melemah lebih lemah dari ketika ia sedang mencuci dan menyetrika, rasa tak percaya dalam dirinya seolah menjelma menjadi nyata dihadapannya...ia terpaku di sisi meja itu, dan Tarjopun selesai melaksanakan sholat, lantas berdo'a. Selesai itu ia menoleh ke belakang, dilihatnya emaknya berdiri dengan wajah seolah akan menangis sambil memegang hapenya. Tarjo segera berdiri dan mendekati emaknya. Kenapa mak? mak...ada apa? emaknya masih diam seolah entah mau berkata apa untuk memulai kalimat kekecewaannya. Mak...apa Tarjo ada salah Mak? Apa ada berita yang tak baik Mak? Airmata mulai menganak sungai di pipi enak... Tarjo pun semakin sedih melihatnya, lalu ikut menangis. Maaak...apa apa masak....
Emakpun mulai bicara, Jo... kenapa kau mengecewakan emak nak? Apa emak pernah membebanimu dengan pekerjaan? Apa emak gak kasi duit buat beli paket? Emak selalu mengingatkanmu untuk belajar, emak selalu bertanya apa tugas sekolahmu udah selesai...Tapi kenapa kabar seperti ini yang enak dengar dari gurumu Jo...emak kecewa Jo. Rasanya sia sia apa yang emak sudah lakukan untukmu selama ini. Gurumu mengatakan kau akan dipertimbangkan untuk bisa lulus pada mata pelajarannya. Bagaimana hati emak tidak sedih dan kecewa Jo...emak sudah melakukan apapun asal kau bisa sekolah, tapi kau mengkhianati kepercayaan emak Jo...(airmata emak semakin banyak, membuat Tarjo semakin merasa bersalah).

Ampun maak...Tarjo gak sengaja untuk itu Mak. Tarjo kasian lihat emak setiap hari harus mencuci dan menyetrika pakaian orang lain demi mendapatkan uang buat Tarjo dan adik adik, sementara Tarjo cuma minta uang dari emak untuk keperluan Tarjo maak...meeting waktu belajar itu menghabiskan paket dengan cepat mak...Tarjo gak mau paket Tarjo cepat habis terus minta duit lagi sama emak buat beli paket internet Mak...jadi Tarjo cuma absen saja Mak...tapi Tarjo kerjakan tugas yang lainnya dari guru maak..maafkan Tarjo mak, Tarjo gak bermaksud untuk mengecewakan emak...rasanya Tarjo ingin cepat cepat bisa kerja dan cari duit untuk bantu emak...dan Tarjo sempat berfikir untuk berhenti saja sekolah dari cari duit Mak, biar adik adik saja yang sekolah sampai selesai Mak...izinkan Tarjo maak..
Tidak Jo..kau harus tetap sekolah setahun ini agar kau bisa tamat dari SMA. Setelah itu emak baru bisa mengizinkanmu melakukan apa yg terbaik menurutmu...emak masih kuat Jo..emak masih bisa membiayai kamu sampai kamu tamat, emak masih bisa kasi kamu duit untuk beli paket internet...ikutilah semua yang diperintahkan gurumu...jangan mengecewakan emak lagi Jo...inilah harapan terbesar emak kepadamu Jo...emak tak sanggup mendengar berita seperti ini dari gurumu...hati emak seperti hancur dan merasa tak berguna sebagai seorang ibu...
Tarjo bersimpuh di kaki ibunya sambil menangis...Maafkan Tarjo mak, Tarjo berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Maafkan Tarjo mak...Tarjo tidak akan mengecewakan emak lagi....
Ya sudah...emak mau sholat setelah itu kita makan sama adik adikmu...
(Emakpun pergi sholat dan setelah itu mereka makan bersama)
SELESAI