Hai Sahabat guru eksis semuanya, kita sudah mengetahui bahwa ujian nasional sudah tidak lagi diadakan sebagai penilaian akhir bagi siswa dalam mengakhiri proses belajarnya selama berada di sekolah tersebut, sekaligus menentukan ia akan lulus atau tidak dalam proses belajarnya selama di sekolah tersebut. Ujian Nasional yang selama ini dilaksanakan merupakan ujian sentralistik dimana soal-soal ujian dibuat dari pusat dan didistribusikan ke seluruh daerah di Indonesia ini dengan standard kurikulum yang sudah ada. Kebijakan itu memang terkesan mengesampingkan persoalan lain yang terkait fasilitas atau daya tangkap siswa terhadap materi materi yang disajikan di kurikulum. Sebagai ilustrasi mungkin bisa kita katakan orang yang ingin mencapai tujuan ke spanyol, ada yang menggunakan pesawat, ada yang naik motor, mungkin ada yang berjalan kaki. Tentulah hasilnya tidak sama. Dengan demikian masyarakat melihat bahwa ujian nasional ini tidak lagi relevan untuk dilaksanakan di Indonesia saat ini.
Ujian Sekolah
Ujian ini diadakan oleh sekolah dan guru2 yang berada di sekolah tersebut. Pembuat soalnya juga guru-guru sekolah tersebut. Walau demikian tetap saja yang menjadi acuannya adalah kurikulum nasional. Nah, yang menjadi pembedanya adalah soal-soal yang dibuat oleh guru sekolahnya sendiri tentu lebih mengetahui bagaimana kondisi siswanya dan proses belajar yang selama ini dilaksanakan. Dengan demikian soal-soal yang dibuat akan lebih mengena pada apa yang sudah diajarkan oleh guru-guru tersebut. Tetapi perlu diingat bahwa walaupun guru-guru sekolahnya yang membuat soal, tetap saja mengacu pada kurikulum nasional yang sudah ada. Dengan mempertimbangkan sarana dan prasarana sekolah, intake siswa dan daya pendukung pembelajaran lainnya maka guru dapat membuat soal yang tepat untuk siswa. https://id.wikipedia.org/wiki/Ujian_Nasional
Terkait dengan kelulusan siswa memang tidak ada sekolah yang ingin siswanya tidak lulus. Tetapi tetap saja pertimbangan-pertimbangan pada aspek-aspek lain juga akan turut diikutsertakan dalam keputusan kelulusan siswa. Misalnya, tidak ikut sertanya siswa tersebut pada ujian, atau faktor-faktor afektif lain yang membuat siswa tersebut mendapatkan penilaian negatif dari guru. Ujian sekolah juga menjadi salah satu momen evaluasi bagi guru untuk melihat hasil dari apa yang diajarkan mulai awal hingga akhir. Apapun namanya tetap saja sebuah momen evaluasi yang memberikan kesan sakral dan sangat penting perlu diadakan bagi siswa.
Ujian Nasional
Sudah kita ketahui bersama bahwa Ujian Nasional menjadi momok tersendiri bagi siswa. Selain soalnya yang terkesan susah, ia juga menjadi penentu kelulusan bagi siswa selama berproses di sekolah. Soal-soal yang diberikan kepada siswa sudah dibuat oleh pusat dan diedarkan ke seluruh Indonesia dengan mengacu pada kurikulum nasional. Soal yang dibuat di ujian nasional tentu kurang bisa ditebak. Tingkat kesulitannya juga terkadang cukup tinggi, sehingga bagi siswa-siswa di daerah yang memiliki daya dukung belajarnya kurang, akan sangat kesulitan menjawabnya. Belum lagi soal-soal HOTS yang cukup menyita konsentrasi siswa. Kalau memang guru-guru tidak pernah memberikan metode pembelajaran utnuk membahas soal-soal yang HOTS maka alamat siswa tersebut tidak akan mampu menjawabnya.
Ujian Nasional cenderung menjadikan siswa sedikit berdegup jantung, sehingga banyak juga siswa yang harus melakukan berbagai hal untuk dapat menjawab soal-soal yang diberikan. Mirisnya sampai-sampai ada guru-guru sekolahnya juga yang ikut menjawab soal-soal tersebut dan diberikan kepada siswa-siswanya. Ini dikarenakan kekhawatiran sekolah siswanya banyak yang tidak lulus dan itu akan membuat nama baik sekolahnya menjadi jelek. Nah, jikalah memang pelaksanaan ujian nasional pada realitanya seperti itu, lantas buat apa diadakan? menghabiskan anggaran dan sasarannya tidak tercapai. untuk itu ujian sekolah sepertinya lebih efektif. Bagaimana menurut kalian?
ADS HERE !!!