a. Teori Hubungan Masyarakat
Teori ini berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan antara kelompok berbeda dalam masyarakat. Perbedaan tersebut umumnya menyangkut suku, agama, ras, antargolongan, maupun pilihan ideologi politik. Oleh sebab itu, penyelesaian konfliknya adalah dengan meningkatkan komunikasi serta toleransi (Ujan, 2011)
b. Teori Identitas
Teori ini mengemukakan bahwa konflik disebabkan oleh adanya ancaman terhadap identitas kelompok yang seringkali berakar pada hilangnya sesuatu (misalnya tanah ulayat, hak-hak adat, dan tergerusnya nilai-nilai budaya) atau penderitaan di masa lalu.
c. Teori Kebutuhan Manusia
Teori ini berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam (deep-rooted) disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Banyaknya warga miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok memang rawan menimbulkan konflik sosial. Masyarakat yang sedang frustasi dihimpit berbagai kesulitan ekonomi sangat mudah tersulut emosinya, sehingga tindak konflik bersifat horizontal sering tidak terelakkan.
d. Teori Kesalahpahaman antar Budaya
Teori ini melihat konflik sebagai suatu proses yang disebabkan adanya ketidakcocokan dalam cara-cara berkomunikasi di antara berbagai ragam budaya dalam masyarakat. Ketidakcocokan itu dapat menimbulkan kesalahpahaman, prasangka, bahkan benturan yang mengarah pada konflik. Untuk menanggulanginya, perlu diupayakan untuk memperluas wawasan, mengurangi stereotip negatif, dan meningkatkan efektifitas komunikasi antar budaya.
e. Teori Negosiasi Prinsip
Teori ini menjelaskan bahwa konflik kadang disebabkan oleh posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik antara pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Untuk menyelesaikan konflik diperlukan dialog dan perundingan untuk kepentingan bersama, sehingga tercapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak.
Oke Guys...itu dulu teorinya ya. Nanti kita sambung lagi pada tulisan berikutnya. Semoga bermanfaat.
ADS HERE !!!